Free Lines Arrow

Welcome To My Blog

Berbagi Ilmu
Home » » TUGAS 2 Teori Organisasi Umum 1

TUGAS 2 Teori Organisasi Umum 1

Written By Unknown on Minggu, 09 November 2014 | 20.30

Nama  : Setyawan Antaris
NPM   : 18113415
Kelas  : 2KA32
Mata Kuliah : Teori Organisasi Umum 1

Pengertian Konflik

Konflik organisasi (Organizational conflik) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan- kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Konflik organisasi juga dapat diartikan sebagai perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota yang lain.

Pada dasarnya proses konflik bermula pada saat satu pihak dibuat tidak senang oleh, atau akan berbuat tidak menyenangkan kepada pihak lain mengenai suatu hal yang oleh pihak pertama dianggap penting.

Perbedaan konflik dan persaingan (kompetisi) terletak pada apakah salah satu pihak mampu untuk menjaga dirinya dari gangguan pihak lain dalam pencapaian tujuannya. Persaingan ada, bila tujuan pihak- pihak yang terlibat adalah tidak sesuai tetapi pihak- pihak tersebut tidak dapat saling mengganggu. Sebagai contoh, dua kelompok mungkin saling bersaing untuk memenuhi target, bila tidak ada kesempatan untuk mengganggu pencapaian tujuan pihak lain, situasi persaingan terjadi, tetapi bila ada kesempatan untuk mengganggu dan kesempatan tersebut digunakan, maka akan timbul konflik.

Kerjasama(kooperasi) terjadi bila dua pihak atau lebih bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Konflik dan kooperasi dapat terjadi bersamaan. Lawan kata kooperasi bukan konflik, tetapi kurangnya kooperasi (kerjasama). Sebagai contoh, dua pihak setuju pada tujuan,tetapi tidak setuju dengan cara pencapaian tujuan tersebut. Manajemen konflik berarti bahwa para manajer harus berusaha menemukan cara untuk menyeimbangkan konflik dan kooperasi.

Jenis- Jenis Konflik

Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu:
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.

2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama. Hal ini sering disebabkan oleh perbedaan- perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar peranan seperti antara manajer dan bawahan.

3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, seperti seorang individu dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma- norma kelompok.

4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.

5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, harga- harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.


Sumber- Sumber Konflik

Faktor- faktor penyebab konflik beraneka ragam, yaitu:
1. Komunikasi: pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti atau informasi yang mendua dan tidak lengkap serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.

2. Struktur: Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan- kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok- kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.

3. Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau nilai- nilai social pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka dan perbedaan dalam nilai- nilai atau persepsi.

4. Kelangkaan sumber daya dan dana yang langka. Hal ini karena suatu individu atau organisasi yang memiliki sumber daya dan dana yang terbatas.

5. Saling ketergantungan pekerjaan.

6. Ketergantungan pekerjaan satu arah. Berbeda dengan sebelumnya, ketergantungan pekerjaan satu arah berarti bahwa keseimbangan kekuasaan telah bergeser, konflik pasti lebih tinggi karena unit yang dominan mempunyai dorongan yang sedikit saja untuk bekerja sama dengan unit yang berada di bawahnya.

7. Ketidakjelasan tanggung jawab atau yurisdiksi. Dalam hal tertentu, pada dasarnya orang memang tidak ingin bertanggung jawab, terlebih mengenai hal- hal yang berakibat tidak atau kurang menguntungkan. Apabila hal ini menyangkut beberapa pihak dan masing- masing tidak mau bertanggung jawab maka kejadian seperti ini dapat menimbulkan konflik.

8. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain

9. Ketidaksalingpercaya antara satu orang dengan orang lain dalam organisasi.

10. Ketidakjelasan pola pengambilan keputusan, pola pendelegasian wewenang, mekanisme kerja dan pembagian tugas.

11. Kelompok pimpinan tidak responsitif terhadap kebutuhan dan aspirasi para bawahannya.

12. Adanya asumsi bahwa dalam organisasi terdapat berbagai kepentingan yang diperkirakan tidak dapat atau sulit diserasikan.



Strategi Penyelesaian Konflik

Mengatasi konflik antara pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan pihak-pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran aktif dari pihak luar yang menginginkan redanya konflik. Berikut adalah cara-cara untuk mengatasi konflik yang telah terjadi :

  •     Rujuk, merupakan usaha pendekatan demi terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi kepentingan bersama pula.
  •     Persuasi, mengubah posisi pihak lain, dengan menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti factual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
  •     Tawar-menawar, Suatu penyelesaian yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan kesepakatan yang dapat diterima.
  •     Pemecahan masalah terpadu, Usaha pemecahan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua belah pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternative pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
  •     Penarikan diri, Cara menyelesaikan masalah dengan cara salah satu pihak yang bertikai menarik diri dari hubungan dengan pihak lawan konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila pihak-pihak yang bertikai tidak ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai saling berhubungan dan melengkapi satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik.
  •     Pemaksaan dan penekanan, Cara menyelesaikan konflik dengan cara memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini dapat dilakukan apabila pihak yang berkonflik memiliki wewenang  yang lebih tinggi dari pihak lainnya. Tetapi bila tidak begitu cara-cara seperti intimidasi, ancaman, dsb yang akan dilakukan dan tentu pihak yang lain akan mengalah secara terpaksa.


    Pengertian komunikasi


Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latincomunicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Pengertian tersebut juga dapat dipersepsikan sebagai pengertian komunikasi yang bersifat dasariah, yakni minimal adanya kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat  atau secara spesifik adalah kegiatan komunikasi yang informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, dan komunikasipersuasif, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain sebagainya.
Beberapa definisi tentang komunikasi yang muncul  saat ini, diantaranya sebagai berikut. Pertama, Carl I. Hovland (1953) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of the other individuals). Kedua, Harold D. Laswell (1972) menjelaskan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan  menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom Whit What Effect?.
Paradigma ini memunculkan bahwa komunikasi mengandung lima unsur, yakni: komunikator (communicator, source, ender), pesan (message), media (channel, media), komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient), dan efek (effect).

Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, pada dasarnya ia menghendaki agar komunikasi  dijadikan objek ilmiah dengan dilakukannya analisis pada setiap unsur-unsurnya. Adapun definisi yang dapat ditarik berangkat dari lima unsur tersebut yakni komunikasi merupakan proses menyampaikan pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Setelah mencermati beberapa pengertian di atas, pada hakikatnya proses komunikasi dapat dimaknai sebagai proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran itu dapat berwujud gagasan, ide, informasi, opini, dan lain sebagainya yang muncul dari benaknya.Sedangkan perasaan dapat berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kemarahan, kekhawatiran, keberanian, kegairahan, dan sebagaianya yang timbul dari lubuk hatinya.



    Unsur-Unsur Komunikasi

1) Sender, yakni komunikator yang menyampaikan pesan kepada sejumlah orang.
2) Encoding, yakni  penyandian, ialah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
3) Message, yakni pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
4) Media, yakni saluran komunikasi tempat berlakunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
5) Decoding, yakni pengawasandian, ialah proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
6) Receiver, yakni komunikan yang menerima pesan.
7) Response, yakni  tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan.


Hambatan Komunikasi

Dalam proses organisasi tidaklah selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi hambatan-hambatan pada perjalanananya. Hambatan yang sering muncul adalah hambatan komunikasi, karena komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan organisasi mengingat banyaknya orang yang terlibat didalammnya. Hambatan tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi karena semua hambatan pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah macam-macam hambatan dalam organisasi yaitu :

  • Hambatan dari Proses Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari ketidak jelasan informasi yang akan disampaikan.
  • Hambatan Fisik yaitu hambatan yang terjadi akibat ada gangguan cuaca, gangguan sinyal, dsb.
  • Hambatan Semantik yaitu hambatan yang terjadi akibat pemahaman yang sedikit mengenai bahasa dan istilah-istilah asing yang digunakan dalam informasi atau pesan.
  • Hambatan Psikologis yaitu hambatan yang berasal dari gangguan kondisi kejiwaaan dari si pengirim pesan atau penerima pesan sengingga mengakibatkan informasi tersebut mengalami perubahan.
  • Hambatan Manusiawi yaitu hambatan yang terjadi akibat tingkat emosi manusia yang tidak menentu dalam menyikapi informasi atau pesan.
  • Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan mengalami kendala seperti tingkat pemahaman terhadap suatu informasi yang berbeda yang mengakibatkan sebuah hambatan.
  • Hambatan-hambatan Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar pribadi didalam sebuah organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena adanya salah paham antar pribadi yang menyangkut masalah tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam organisasi

Klasifikasi Komunikasi

Dalam komunikasi organisasi terdapat beberapa klasifikasi komunikasi diantaranya adalah sebagai berikut :

Komunikasi dilihat dari segi sifatnya
  • Komunikasi Lisan yaitu menyampaikan informasi dan tanggapan secara langsung dengan berbicara.
  • Komunikasi Tertulis yaitu menyampaikan informasi dan tanggapan secara tertulis dengan menuliskan sebuah surat baik kepada penerima maupun pengirim pesan
Komunikasi dilihat dari segi arahnya
  • Komunikasi ke atas yaitu komunikasi yang dilakukan dari bawahan ke atasan dalam sebuah  organisasi
  • Komunikasi ke bawah yaitu komunikasi yang dilakukan dari atasan ke bawahan dalam sebuah organisasi
  • Komunikasi setingkat yaitu komunikasi yang dilalakukan setara atau sesama anggota organisasi
  • Komunikasi searah yaitu komunikasi yang hanya dilakukan satu arah saja tanpa danya feed bak atau timbal balik, biasanya komunikasi ini bersifat perintah
  • Komunikasi dua arah yaitu komunikasi yang dilakukan 2 arah dan mengakibatkan adanya feed back atau tumbal balik
Komunikasi menurut keresmiannya
  • Komunikasi Formal yaitu komunikasi yang dilakukan secara resmi, contohnya adalah pada saat rapat
  • Komunikasi Informal yaitu komunikasi yang dilakukan antar teman dan besifat biasa saja



Sumber :
http://dhogerz.wordpress.com/2010/10/21/komunikasi-dalam-organisasi/
http://opickrockstar.wordpress.com/2011/04/23/komunikasi-dalam-organisasi/
http://teori-organisasi-umum-1.blogspot.com/2013/05/jenis-dan-sumber-konflik.html
http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2009/10/13/hambatan-hambatan-dalam-komunikasi
http://annisafujiyana.blogspot.com/2013/05/komunikasi-dalam-organisasi.html
http://cobadilihatdandibacaduniaku.blogspot.com/2010/04/menyalurkan-solusi-dan-keputusan.html

0 komentar:

Posting Komentar