Nama : Setyawan Antaris
NPM : 18113415
Kelas : 2KA32
TUGAS Teori Organisasi Umum 2
- Pengertian Pendapatan Nasional
Coba kalian amati pembangunan didaerah kalian atau di Indonesia.
Seperti pembangunan fasilitas publik, contohnya pembangunan jalan raya,
jembatan, sekolah, dan lain-lain. Kegiatan pembangunan tersebut memerlukan dana
yang tidak sedikit. Dari manakah dana yang digunakan untuk membiayai
pembangunan tersebut ? Pembangunan yang dilakukan pemerintah didanai dari
pendapatan negara/nasional salah satunya pajak (sumber pendapatan terbesar).
Pendapatan nasional secara sederhana dapat diartikan sebagai
jumlah pendapatan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu (biasanya satu
tahun).
Masyarakat pelaku kegiatan ekonomi akan terus berusaha
memperoleh pendapatan untuk memenuhi semua kebutuhan sehingga menjadikan
masyarakat makmur. Jika seluruh pendapatan atau pengeluaran yang dilakukan
pelaku ekonomi di dalam suatu negara dijumlahkan maka akan terbentuklah
pendapatan nasional. Besarnya pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah produk
yang dihasilakan oleh para pelaku ekonominya.
Jika dilihat dari jumlah barang atau jasa yang dihasilkan,
produk nasional dikelompokkan menjadi Gross Domestic Product (GDP)
dan Gross National Product (GNP). Dari kedua konsep tersebut
melahirkan konsep Gross Domestic Regional Product (GDRP), Net
National Product (NNP), Net National Income(NNI), Personal
Income (PI), dan Disposable Income (DI).
Konsep Pendapatan
Nasional
1. Produk
Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau dalam bahasa inggris
disebut Gross Domestic Product adalah nilai barang dan jasa
dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor- faktor produksi milik warga
negara, negara tersebut dan warga negara asing yang tinggal di negara tersebut
dalam periode waktu tertentu (biasanya satu tahun).
GDP merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan, penjumlahan
nilai tambah, dan penjumlahan pendapatan di dalam
perekonomian selama periode waktu tertentu.
GDP juga merupakan penjumlahan nilai konsumsi (C), investasi
(I), pembelian barang & jasa oleh pemerintah (G) dan ekspor neto atau nilai
ekspor setelah dikurangi nilai impor (X-M).
Peningkatan/pertumbuhan GDP akan meningkatkan pula pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan GDP, dapat pengaruhi oleh :
1. Perubahan ketersediaan sumber daya
2.Peningkatan produktifitas
GDP dapat diukur dalam 2(dua) cara, yaitu sebagai:
- Total nilai dari aliran produk akhir
- Total biaya atau penghasilan input yang digunakan untuk memproduksi output
Karena profit/Laba merupakan konsep residu/sisa,
maka kedua cara tersebut menghasilkan total GDP yang sama.
PDRB adalah jumlah keseluruhan dari nilai bruto yang berhasil
diciptakan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang berada pada suatu wilayah selama
periode tertentu. Misalnya PDRB DKI Jakarta, PDRB Jawa Barat, dan PDRB Aceh.
Produk Nasional Bruto (PNB) atau yang dalam bahasa inggris Gross
National Product (GNP) adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
dihitung dalam pendapatan nasional hanya barang- barang dan jasa-jasa yang
diproduksi atau dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang dihasilkan warga
negara sendiri baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada di luar
negeri selama suatu periode (biasanya satu tahun).
Berdasarkan pengertian PNB tersebut, ada tiga hal penting yang
perlu diketahui oleh kalian yaitu :
ü Produksi Nasional Bruto hanya mencangkup barang-barang akhir (final
good) dan atau nilai tambah (value added). Adapun barang antara dan
barang setengah jadi (intermediate semifinished goods) tidak dimasukan
dalam komponen PNB. Hal ini karena untuk menghindari terjadinya perhitungan
ganda terhadap suatu produk.
ü PNB hanya menghitung atau memasukkan nilai dari barang-barang
yang merupakan hasil produksi pada tahun berjalan (dalam suatu periode
dilakukannya perhitungan).
ü Barang dan jasa atau PNB yang dihasilkan tersebut dinilai
menurut harga pasar yang berlaku.
|
Dengan demikian, GNP dapat dirumuskan sebagai berikut :
* Produk Neto terhadap Luar negeri merupakan selisih dari
pendapatan atas hasil produksi warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di
luar negeri dengan pendapatan atas hasil produksi warga negara asing (WNA) yang
bekerja di Indonesia.
Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)
adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama satu periode
(biasanya satu tahun) yang telah dikurangi penyusutan (depresiasi). Jumlah PNN
sama dengan jumlah pendapatan rumah tangga konsumsi sebagai imbalan atas
penyerahan faktor-faktor produksi.
Dengan demikian NNP dirumuskan sebagai berikut :
|
Jika ada subsidi atas barang/jasa yang dihasilkan maka rumus
perhitungan NNP adalah sebagai berikut :
|
* – Penyusutan merupakan penurunan nilai harga barang/jasa.
Contoh : Harga dari Buah Jeruk yang baru dipetik (buah segar) Rp 10.000/kg
namun setelah beberapa waktu harganya jadi turun menjadi Rp 8.000/kg karena
hampir mau busuk. Contoh tersebut merupakan penyusutan atau penurunan nilai
barang dikarenakan kondisi yang sudah berbeda.
- Subsidi merupakan bantuan dari suatu pihak (contoh:
pemerintah) untuk membantu mengurangi beban atas pihak tertentu. Contohnya
pemerintah memberikan subsidi BBM supaya harga BBM yang terlalu tinggi
diberikan ditanggulangi beban harganya oleh pemerintah supaya harga yang
dikenakan oleh masyarakat tidak terlalu tinggi.
2. Pendapatan Nasional Bersih/Net Nasional Income (NNI)
Pendapatan Nasional Bersih/Net National Income adalah
jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyrakat dalam suatu periode (biasanya
satu tahun) setelah dikurangi pajak tidak langsung.
Dengan demikian NNI dirumuskan sebagai berikut :
|
* Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib
pajak pada saat tertentu/terjadi suatu peristiwa. Pajak tidak langsung
merupakan beban pajak yang dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Misalnya
pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB),
dan lain-lain.
3. Pendapatan Perseorangan (PI)/Personal Income (PI)
Pendapatan Perseorangan adalah seluruh penerimaan yang diterima
masyarakat yang benar-benar jatuh ke tangan masyarakat. Tidak semua NNI
diterima oleh masyarakat, karena masih harus dikurangi dengan laba ditahan,
iuran asuransi, iuran jaminan sosial, pajak perseorangan dan ditambah dengan
pembayaran pindahan (transfer payment).
Dengan demikian PI dirumuskan sebagai berikut :
|
:
Keterangan :
ü Transfer Payment adalah adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas
pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Transfer Payment
juga merupakanpenambahan pada perhitungan turunan pendapatan nasional.
Penambahan tersebut karena TransferPayment merupakan
pengeluaran pemerintah untuk membayar jasa yang diberikan oleh pegawai swasta
atau karyawan pemerintah diluar pendapatan gaji. Oleh karena itu, transfer
paymentmenambah pendapatan bagi tenaga kerja atau karyawan instansi
pemerintah dan swasta.
ü Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi/Laba ditahan (sejumlah laba yang
tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya
keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh
setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan
kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Pendapatan Disposible (DI) adalah pendapatan
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable
income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan. Jadi DI merupakan pendapatan yang benar-benar menjadi hak
penerimanya. Dengan demikian DI dirumuskan sebagai berikut :
|
* Pajak Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak
setelah muncul atau terbit Surat Pemberitahuan/SPT Pajak atau Kohir yang
dikenakan berulang-ulang kali dalam jangka waktu tertentu. Contoh dari pajak
langsung adalah pajak penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak
penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Untuk penjelasan tentang pengertian dan konsep dari pendapatan
nasional, coba kalian perhatikan peta konsep dibawah ini :
Dilihat dari metode perhitungannya seperti Metode Produksi,
Metode Pengeluaran, dan Metode Pendapatan, Pendapatan Nasional diartikan
sebagai jumlah dari seluruh pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku
ekonomi di dalam suatu Negara dalam periode tertentu (biasanya satu tahun).
Besar kecilnya pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah produk
yang dihasilkan oleh para pelaku ekonominya. Dilihat dari jumlah barang atau
jasa yang dihasilkan, Pendapatan Nasional dikelompokan menjadi :
|
- Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Dalam menghitung pendapatan nasional, diperlukan metode atau
cara. Metode tersebut disesuaikan dengan objek yang akan dihitung. Metode
perhitungan pendapatan nasional dibagi menjadi tiga metode, yaitu sebagai
berikut :
Menurut metode produksi (production approach), produk
nasional atau Produk Domestik Bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar
dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam
perekonomian dalam periode tertentu. Dengan demikian, PNB atau GDP menurut
metode ini, jumlah dari harga setiap masing-masing barang dan jasa dikalikan
dengan jumlah atau kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan.
Pendapatan nasional menurut metode produksi dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Y =
Keterangan :
Y = Produk Nasional atau Produk Domestik Bruto (PNB atau GDP)
P = Harga Barang dari unit ke-I hingga unit ke-n
Q = Jumlah barang dari jenis ke-I hingga jenis ke-n
PNB atau GDP diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah (value
added) yang dihasilkan oleh berbagai sector perekonomian. Hal ini dilakukan
untuk menghindari penilaian yang terlalu tinggi atas output yang
diproduksi dengan perhitungan ganda (double accounting), baik barang
jadi dan jasa jadi maupun barang setengah jadi dan jasa yang masih harus
diolah. Untuk itu hanya nilai tambah pada setiap tahap proses produksi tersebut
yang dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional. Dalam hal ini, GDP atau
PNB merupakan penjumlahan dari nilai tambah sektor pertanian ditambah nilai
tambah di sektor manufaktur dan seterusnya. Jika dirumuskan akan menjadi
sebagai berikut :
Y =
Keterangan :
VA = Nilai tambah (Value Added) sektor-sektor
perekonomian (mulai dari sektor ke-I sampai sektor ke-n)
Pendapatan nasional menurut metode produksi dapat dihitung
dengan cara menjumlahkan seluruh hasil produksi masyarakat dari seluruh
lapangan usaha di dalam satu tahun diukur dengan nilai uang.
Komponen-komponen pembentuk pendapatan nasional menurut metode
produksi terdiri atas sebelas sektor, yaitu :
- Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
- Pertambangan dan penggalian
- Industri dan pengolahan
- Listrik, gas, dan air minum
- Bangunan
- Perdagangan, hotel, restoran
- Pengangkutan dan telekomunikasi
- Bank dan Lembaga keuangan lainnya
- Pemerintahan dan Pertahanan
1. 2. Metode Pengeluaran
Menurut metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah
penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga ekonomi
(RTP, RTK, RTG, dan Rumah Tangga Luar Negeri) di dalam suatu negara selama
periode tertentu, biasanya satu tahun.
Pendapatan nasional menurut metode pengeluaran dapat dihitung
dengan cara menjumlahkan pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga
ekonomi. Dengan demikian, komponen-komponen pendapatan nasional menurut metode
pengeluaran terdiri atas empat komponen, yaitu sebagai berikut :
- Konsumsi (Consumption), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen, yang ditulis dalam rumus dengan lambang C.
- Investasi (Investment), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga produsen, yang ditulis dalam rumus dengan lambang I.
- Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga pemerintah, , yang ditulis dalam rumus dengan lambang G.
- Ekspor dan Impor (Export-Import), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga Luar Negeri, yang ditulis dalam rumus dengan lambang X dan M.
Komponen pembentuk pendapatan nasional tersebut menurut
pendekatan pengeluaran dapat dicerminkan dalam rumus sebagai berikut :
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen (RTK)
I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP)
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga Pemerintah (RTG)
X = Ekspor
M = Impor
1. 3. Metode
Pendapatan/Penerimaan
Menurut metode pendapatan, pendapatan nasional adalah hasil
penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima para pemilik faktor produksi di
dalam suatu negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan
nasional menurut metode penerimaan merupakan penjumlahan dari sewa, upah, bunga
modal, dan laba yang diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama satu
tahun yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = r + w + i + p
Dengan demikian, komponen-komponen pembentuk pendapatan nasional
menurut metode pendapatan/penerimaan terdiri atas empat komponen, yaitu :
1. Sewa (rent)
yang diterima pemilik faktor produksi alam.
2. Upah (wages)
atau Gaji (Salary) yang diterima pemilik faktor produksi tenaga kerja
3. Bunga modal (interest)
yang diterima pemilik faktor produksi modal.
4. Laba (profit)
yang diterima pemilik faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship)
·
Manfaat Perhitungan
Pendapatan Nasional
Jika diamati, perkembangan perekonomian nasional selalu berubah.
Perekonomian tersebut disebabkan adanya perubahan pendapatan nasional. Oleh
karena itu, pendapatan nasional yang meningkat menunjukan adanya perkembangan
perekonomian masyarakat suatu negara.
Dapat dikatakan bahwa mengetahui kemajuan perekonomian
masyarakat merupakan salah satu tujuan kalian mempelajari pendapatan nasional.
Tujuan-tujuan mempelajari pendapatan nasional yang lain, yaitu :
- Untuk memperoleh taksiran akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam satu tahun.
- Untuk membantu membuat rencana dan melaksanakan program pembangunan berjangka untuk mencapai tujuan pembangunan.
- Untuk mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara.
Selain itu, ada beberapa manfaat yang akan kalian peroleh jika
kalian mempelajari pendapatan nasional, antara lain :
- Mengetahui dan menganalisa struktur ekonomi suatu negara, dari perhitungan pendapatan nasional, kalian dapat mengetahui apakah suatu negara cenderung berstruktur ekonomi industri, agraris, atau jasa.
- Membandingkan keadaan perekonomian dari waktu-waktu karena pendapatan nasional dicatat setiap tahun. Kalian akan memiliki catatan angka-angka perkembangan ekonomi dari waktu ke waktu sehingga dapat membandingkan perkembangan ekonomi dari waktu ke waktu.
- Membandingkan perekonomian antardaerah, baik antarkabupaten maupun antarprovinsi.
- Menjadi dasar komparatif (perbandingan) dengan perekonomian negara lain.
- Membantu merumuskan kebijakan pemerintah, khususnya di bidang ekonomi.
- Perbandingan Pendapatan Nasional Antarnegara
Adanya kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per
kapita biasanya dipakai sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu
negara. PDB maupun pendapatan per kapita sebenarnya bukan merupakan ukuran yang
ideal. Michael P. Todaro, seorang profesor ekonomi dari
Universitas New York menyatakan bahwa pendapatan nasional maupun pendapatan per
kapita merupakan indeks kesejahteraan dan pembangunan yang bias atau belum
jelas akurat. Pendapatan perkapita hanya merupakan konsep rata-rata karena sama
sekali tidak memberikan indikasi bagaimana pendapatan nasional sebuah negara
dibagikan kepada masyarakat secara keseluruhan. Dengan kata lain, pendapatan
nasional maupun pendapatan per kapita tidak memiliki pengaruh apapun terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat.
Sebagai perbandingan, berikut disajikan perkembangan pendapatan
nasional dan pendapatan per kapita Indonesia dan beberapa negara dikawasan Asia
lainnya.
- Masalah dan Keterbatasan Perhitungan
Semua negara di dunia
menghitung PDB untuk kinerja perekonomiannya. Walaupun begitu , data PDB perlu
dilihat secara hati-hati karena ada beberapa hal yang tidak dapat
diakomodasikan sehingga tidak dapat menjadi satu-satunya indikator dalam
menentukan tingkat kesejahteraan suatu negara .
Masalah PDB
Permasalahan PDB
terletak pada pembandingan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara
dari tahun ke tahun , akan terjadi bias jika kita salah menggunakan perhitungan
PDB .
Keterbatasan
Perhitungan PDB
PDB tidak memasukan
memasukan transaksi yang terjadi pada “underground economy” (perekonomian bawah
tanah). Perekonomian seperti sektor informal atau sektor illegal seperti
penjualan narkoba , dan sektor lain yang sulit tercatat oleh negara tidak masuk
dalam perhitungan PDB . Ini menyebabkan nilai PDB cenderung dapat undervalued
(lebih rendah) dari yang seharusnya .
PDB tidak selalu mencerminkan ukuran kesejahteraan sosial suatu negara
PDB hanya mngukur berapa banyak output yang diproduksi di suatu negara dan bagaimana sturktur serta perkembangannya antarwaktu . Untuk mengukur kemakmuran suatu negara , PDB merupakan indikator yang cukup baik . Akan tetapi , kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari hanya sekedar pendapatan yang tinggi . Beberapa indikator untuk menunjukan tingkat kesejahteraan adalah tingkat pengangguran , tingkat kematian ibu dan bayi , angka harapan hidup , tingkat buta huruf , dan lain-lain perlu diperhatikan juga .
PDB tidak selalu mencerminkan ukuran kesejahteraan sosial suatu negara
PDB hanya mngukur berapa banyak output yang diproduksi di suatu negara dan bagaimana sturktur serta perkembangannya antarwaktu . Untuk mengukur kemakmuran suatu negara , PDB merupakan indikator yang cukup baik . Akan tetapi , kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari hanya sekedar pendapatan yang tinggi . Beberapa indikator untuk menunjukan tingkat kesejahteraan adalah tingkat pengangguran , tingkat kematian ibu dan bayi , angka harapan hidup , tingkat buta huruf , dan lain-lain perlu diperhatikan juga .
PDB tidak mencerminkan
pemerataan pendapatan. Nilai PDB suatu negara tidak dapat menunjukan apakah
pendapatan nasional tersebut terbagi secara merata diantara penduduknya atau
tidak . Bebarapa negara mengalami ketimpangan ekonomi yang besar dengan
sebagian kecil penduduk menikmati sebagian besar PDB . Beberapa indikator lain
perlu digunakan untuk melengkapi data PDB yang menunjukan ketimpangan yang
terjadi, salah satunya adalah Koefisien Gini.
Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB
a. Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang
tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk
(disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB
per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka
sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan
makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.
Kelemahan dari
pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan.
Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi
kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB
perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut
dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit
hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya
jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah
distribusi pendapatan.
Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi
belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk
faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi
penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial
dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.
b. Perhitungan
PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah
tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan
masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per
kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita,
tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan
dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya
beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik.
Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan
masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB
per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak
diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang
dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang.
Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang
diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak
dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh
tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa
kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah
jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal).
Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut
lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
c. PDB
Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara,
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
1) Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar,
komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan
berpendidikan tinggi (> SLA),
maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
2) Jumlah dan struktur kesempatan
kerja :
Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak
penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi
kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat
besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas
pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah
yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan
ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif
tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.
3) Faktor-faktor nonekonomi :
Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain
etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang
pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak,
berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki
etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap
senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun
terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan
ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.
d. Penghitungan
PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan
Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu,
statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara.
Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga
dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan
pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan
ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di
negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan
oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum.
Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat
bius dan obat-obat terlarang lainnya.
Referensi :
Halo teman-teman!!! Saya ingin memberi kesaksian tentang Pemberi Pinjaman Pinjaman yang baik yang menunjukkan cahaya kepada saya setelah tertipu oleh pemain internasional yang berbeda. Pemberi pinjaman, dan mereka semua berjanji untuk memberi saya pinjaman setelah membuat saya membayar banyak biaya yang tidak menghasilkan apa-apa. Saya akan berbisnis dengan mereka lagi, Anda bisa menghubungi mereka via Email: reneemooney@outlook.com atau hubungi +1 (706) 9208020.
BalasHapus