Free Lines Arrow

Welcome To My Blog

Berbagi Ilmu
Home » , » Tugas Bahasa Indonesia 2 : Deduktif & Induktif

Tugas Bahasa Indonesia 2 : Deduktif & Induktif

Written By Unknown on Jumat, 25 Maret 2016 | 11.01

Berfikir Deduktif 

· Silogisme kategorial

PU : Semua guru di SD 016 mengikuti study tour.
PK : Andi mengajar di SD 016.
K : Andi mengikuti study tour.

Pada tahun ini semua guru di SD 016 akan melaksanakan study tour. Mereka ingin mengunjungi Bogor. Kebetulan Andi merupakan wali kelas, kelas 3 SD. Dia mengajar di sekolah SD 016. Oleh karena itu, Andi akan mengikuti study tour ke Bogor.



· Silogisme hipotesis

PU : Apabila besok banjir, saya tidak akan datang.
PK : Hari ini banjir.
K : Hari ini banjir, saya tidak datang.

Saya sudah bilang padanya bahwa apabila hari esok akan banjir, saya tidak akan datang ke rumahnya. Pada akhirnya, hari ini telah banjir sangat dalam. Maka dari itu hari ini saya tidak bisa datang kerumahnya.



· Silogisme alternative

PU : Ani bersekolah di SMP atau SD.
PK : Ani bersekolah di SMP.
K : Ani tidak bersekolah di SD.

Karena badanya yang kecil, semua orang bingung apakah Ani pelajar SMP atau pelajar SD. Ternyata, Ani belajar di SMP . Oleh karena itu, Ani bukanlah pelajar SD.



· Entimen

PU : Anak yang pintar selalu rajin belajar.
PK : Toni adalah anak yang pintar.
K : Toni rajin belajar.
Entimen : Toni rajin belajar, karena ia anak yang pintar.



Berfikir induktif

· Generalisasi

Pemerintah telah menjadikan pulau komodo sebagai habitat pelestarian komodo. Di ujung kulon, pemerintah membuat cagar alam untuk pelestarian badak bercula satu. Selain itu, sejumlah undang-undang dibuat untuk melindungi hewan langka dari incaran pemburu. Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk melestarikan hewan-hewan langka.



· Analogi

Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.



· Hubungan kausal

Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon dihutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi didesa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertanian. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

0 komentar:

Posting Komentar